Senin, Juni 27, 2011

Catatanku Tentang Jembatan Suramadu


oleh : Nilam Ramadhani


Saat ini, mungkin bagi saya melintasi Jembatan Suramadu (JS) yang panjangnya 5,4 KM itu bukanlah suatu hal yang begitu istimewa. Maklum, sejak studi di kota Surabaya, setidaknya 2 kali dalam seminggu dan 32 kali Pulang-Pergi dalam satu semester saya melewati jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura itu. Bagi saudara-saudara dan teman-teman saya yang belum pernah menyeberangi JS, barangkali sebuah kesenangan tersendiri jika sudah melaluinya dan mungkin sekedar berfoto ria disana.

Sejak diresmikan oleh Presiden SBY pada 10 Juni 2009 lalu, JS ternyata dapat menyita perhatian dari banyak kalangan. Sebab harapannya, JS secara akseleratif harus mampu “menjembatani” perubahan pada Madura. Memang, tujuan dibangunnya JS adalah untuk lebih meningkatkan pembangunan di Madura sesuai Keppres No 79 Tahun 2003. Perlahan-lahan target pada sektor ekonomi, pendidikan, pariwisata, dll akan bertumbuh. Itu tidak terlepas dari percepatan mobilitas yang bisa dicapai karena adanya JS.

Kalau saya analogikan dengan rumus fisika, S(jarak)=V(kecepatan) x t(waktu), maka dengan hadirnya JS, kecepatan bisa ditingkatkan dengan waktu tempuh yang semakin singkat. Hasilnya adalah pertumbuhan yang mengalami akselerasi. Pastinya, hasil tadi akan didapat jika seluruh elemen yang berkepentingan di Madura memiliki komitmen yang kuat untuk sebuah perubahan ke depan yang lebih baik.

Makna kemegahan JS sebenarnya sangat luas dan kompleks. Ia adalah sebuah bangunan fisik, yang pengaruhnya begitu besar bagi kehidupan masyarakat di Madura khususnya. JS bukanlah sebuah prestise belaka. Yang lebih penting dari itu adalah bagaimana memanfaatkan JS semaksimal mungkin untuk kemaslahatan banyak orang, terutama di sisi Madura. Bukan malah sebaliknya, JS tidak dapat mengangkat pertumbuhan kehidupan yang lebih baik di Madura. Jangan sampai itu terjadi!

Untuk merealisasikan semua tujuan mulia itu memang perlu adanya persiapan, evaluasi, introspeksi, dan perbaikan secara terus-menerus dan berkala. Yang terlibat dalam proses itu seharusnya juga semua elemen yang ada, mulai dari tingkat akar rumput (aras bawah) hingga ke pucuk yang tertinggi (aras atas). Lantas, apa yang harus diperbuat oleh setiap pribadi yang peduli terhadap perubahan itu agar hasil positif tadi menjadi tepat sasaran?

Menurut saya, setidaknya ada empat hal pokok yang harus dikerjakan :

1. Matangkan konsep tentang wajah Madura ke depan
Madura kedepan mau dibuat seperti apa? Inilah yang pertama kali mesti dipikirkan secara matang sebagai langkah awal/starting point dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Masyarakat Madura memiliki kultur budaya yang kental dan unik. Jangan sampai konsep yang dicanangkan akan merubah wajah asli dari Madura. Namun, idealnya ia harus menjadi sinergi dan saling menguatkan satu sama lain. Inilah pentingnya tentang mematangkan konsep akan Madura dimasa mendatang.

2. Persiapkan fondasi fundamental dalam mendukung konsep yang sudah dibuat
Setelah semua pihak sepakat akan konsep wajah Madura kedepan, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan fondasi yang sangat mendasar yang dibutuhkan untuk tujuan tadi. Sebagai analogi saja, membangun rumah satu tingkat dengan membangun gedung pencakar langit pastinya menggunakan teknik fondasi yang berbeda. Perkirakan apa saja yang menjadi kebutuhan untuk merealisasikan konsep yang telah disepakati. Karena dengan mengetahui kebutuhan, akan lebih mudah didalam menjalankan langkah-langkah berikutnya.

3. Libatkan semua pihak yang berkompeten dibidangnya untuk merealisasikan konsep yang sudah matang
Pelaksanaan kebijakan di sebuah daerah dikuasai oleh pemerintah setempat. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah juga tidak bisa dan tidak boleh bekerja sendirian. Karena orang-orang yang memiliki kompetensi tidak hanya ada di instansi pemerintahan saja. Mereka yang harus dilibatkan setidaknya adalah ABGS, A=Academic, yaitu kaum akademis yang berada di lembaga pendidikan, B=Bussiness, yaitu kalangan bisnis atau pengusaha, dan G=Government, yaitu pemerintah itu sendiri, dan S=Society, yaitu perwakilan dari sekelompok masyarakat.
Ketika semua pihak tadi bertemu, harapannya sanggup merumuskan formulasi jitu yang dapat memberikan jalan keluar demi realisasi konsep yang telah dirancang. Rumusan itu tentunya didapat setelah mengukur segala kemungkinan di semua lini terkait implikasi JS kedepannya. Tanpa memperhitungkan segala kemungkinan tadi, sulit rasanya merumuskan solusi yang efektif namun efisien.

4. Implementasi dan evaluasi
Setelah ketiga tahap sebelumnya telah rampung dan siap, langkah selanjutnya adalah implementasi di lapangan. Pengimplementasian ini tidak boleh dilepas begitu saja. Harus terus dilakukan monitoring dan pendampingan oleh pihak yang memang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah tujuan yang ingin dicapai akan keluar dari jalur yang telah ditetapkan. Agar berimbang, implementasi juga harus dibarengi dengan evaluasi. Karena konsep yang dicanangkan bisa saja memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak diketahui sebelumnya. Evaluasi idealnya harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan, agar terjadi perbaikan dan penyempurnaan terhadap sisi lemah konsep yang sudah diimplementasikan.

Setidaknya empat hal diatas yang menjadi langkah awal membentuk wajah Madura kedepan yang perlu dilakukan. Meskipun JS sudah terbentang megah, namun masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk lebih memberi arti terhadap perubahan di Madura. Semua elemen yang peduli terhadap Madura wajib berkontribusi dan memberi sumbangsihnya dalam rangka membangun Madura yang lebih baik kedepan. Sehingga, citra yang mendiskreditkan Madura dimata banyak orang selama ini lambat laun akan sirna. Bukan untuk siapa, tapi untuk kita semua..

Semoga..

(Madura-Surabaya, Juni 2011)
Cetak Halaman Ini

Posting yang Berkaitan