Kamis, September 24, 2009

Berterimakasih Kepada Bulan Ramadhan


oleh : Nilam Ramadhani

Bulan suci Ramadhan baru saja pergi meninggalkan kita. Adalah Idul Fitri yang begitu dinantikan oleh seluruh muslim yang berpuasa sebulan penuh. Yaitu kembali ke dalam fitrah (suci) sebagai kodrat manusia yang baru terlahir ke dunia. Sebagaimana perintah Allah dalam Surat Al-Baqoroh 183, akhiran dari ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, agar kita menjadi muslim yang bertakwa.

Begitu istimewanya bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, Allah membuka lebar-lebar pintu surga dan menutup rapat-rapat pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu.
“Jika telah datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu Al Jannah dan ditutuplah pintu-pintu An Naar dan para setan dibelenggu”. (HR. Bukhari, Muslim, An Nasa’i).
Tentu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari “bersekolah” selama bulan Ramadhan ini. Diantaranya, manusia diperintahkan untuk menjauhi segala hawa nafsu yang dapat mengurangi bahkan membatalkan kekhusukan puasa. Karena dengan dikuasai oleh hawa nafsunya inilah, manusia cenderung melakukan kerusakan di muka bumi ini. Hal itulah yang ingin dibendung dengan training selama sebulan penuh di momentum Ramadhan.

Sebagai umat Muhammad, hendaknya kita sangat bersyukur dengan diberinya satu bulan diantara bulan lainnya yang sangat mulia, yakni Ramadhan. Sebagai manusia tentulah banyak salah dan dosa yang pernah diperbuat. Dengan diberinya bulan suci Ramadhan, manusia dapat diampuni segala dosa yang telah lalu. Tentu dengan catatan, melakukan ibadah puasa itu dengan iman dan ikhlas. Sebagaimana Rasullah bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Dan disepertiga akhir Ramadhan, Allah masih memberikan kemuliaan yang begitu besar dengan hadirnya Malam Lailatul Qadar. Malam yang apabila kita beribadah didalamnya, memiliki kemuliaan lebih dari 1000 bulan (kurang lebih 83 tahun).
“Sesungguhnya bulan (Ramadhan) ini telah datang kepada kalian, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang diharamkan dari mendapatkan malam tersebut maka sungguh dia telah diharamkan dari kebaikan seluruhnya, dan tidaklah diharamkan dari mendapatkan kebaikan malam tersebut kecuali mereka yang memang orang yang diharamkan untuk mendapatkannya”.(HR. Ibnu Majah, Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: hasan shahih).

Lantas, dengan usia umat Muhammad yang rata-rata tidak melebihi 83 tahun, maka kehadiran bulan Ramadhan patut kita syukuri. Wujud syukur itu tentunya bukan dengan masih menyibukkan diri terhadap urusan duniawi, namun dengan terus beribadah dan mengharap ampunan dari Allah. Selain itu, jika kita betul-betul memaknai Ramadhan atas dasar iman, maka secara otomatis hati akan terketuk untuk melatih kepedulian sosial yaitu dengan zakat, bersedekah, memberi makan untuk berbuka, dan semua amalan lainnya. Karena salah satu ciri orang bertakwa adalah dia menafkahkan sebahagian rezekinya ketika lapang dan sempit.

Bagi orang yang mengimani hal itu, Ramadhan merupakan ajang untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan. Karena kebaikan itu akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah dengan tanpa batas jumlah bilangan. Kecuali puasa, karena puasa itu untuk Allah, dan Dia yang akan membalasnya langsung.
Patut kiranya kita berterimakasih dengan dihadirkannya bulan penuh rahmah, maghfirah, yakni Ramadhan. Jika saja pahala semua bulan sama seperti bulan Ramadhan. Sungguh sangat sedih jika Ramadhan begitu cepat berlalu hingga dipertemukan dengan bulan Syawal. Semoga kita semua masih dipertemukan lagi di bulan Ramadhan ditahun-tahun selanjutnya.

Yang terpenting, bagaimana kita istiqomah terhadap pelajaran yang diberikan selama bulan Ramadhan di sebelas bulan lainnya. Untuk itulah, sebagai sesama muslim harus selalu mengingatkan, nasehat-menasehati terhadap urusan kebaikan. Karena manusia tak luput dari dosa dan penuh kelemahan, utamanya kelemahan iman. Semoga kita digolongkan menjadi manusia yang dicintai Allah, karena kita sebelumnya juga mencintai-Nya atas dasar iman.

Taqobballaahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyaamakum (Semoga Allah menerima amal-amal kita dan amal-amal kalian, puasa kita dan puasa kalian). Taqobbal Yaa Karim (Kabulkanlah Wahai Dzat Yang Maha Mulia). Allaahummaj’alna Minal ‘A’idziin Waj’alna Minal Fa’iziin (Ya Allah setelah berpuasa ini, jadikanlah kami termasuk orang yang bisa kembali (ke fitrah kami) dan memperoleh kemenangan).

Cetak Halaman Ini

Posting yang Berkaitan



fahmee mengatakan...

semoga setelah selesai bulan ini kita akan selalu dalam lindunganNYA dan selallau tawaqqal beribadah pada-NYA

Nilam Ramadhani mengatakan...

@Fahmi : mengerjakan adalah hal termudah,yang tersulit adalah menjaga ke-istiqomah-an dalam beribadah. Semoga kita digolongkan oleh Allah menjadi orang-orang yang beruntung..amin..