Senin, Oktober 27, 2008

Internet dan Pengaruhnya

oleh : Nilam Ramadhani

Pada era digital seperti saat ini, manusia mulai menggunakan teknologi informasi untuk berbagai kemudahan kebutuhan. Adalah internet yang pengunaannya saat ini mulai dirasa penting dan vital. Konsep untuk menghubungkan komputer di seluruh dunia benar-benar membuat jarak menjadi semakin dekat. Komunikasi antar komputer menjadikan manusia mulai berpikir untuk memperluas penggunaan dari internet.
Banyak aplikasi yang memanfaatkan jaringan internet ini. Bahkan internet sudah mulai merambah untuk keperluan bisnis. Misal, transaksi yang dapat diakses melalui internet (e-commerce dan e-business). Selain itu internet menggantikan peran surat –menyurat konvensional. Dengan adanya e-mail, manusia tidak perlu repot-repot lagi jika ingin mengirimkan berita/informasi secara cepat kepada rekannya di benua lain sekalipun. Hal ini tentu memiliki nilai efisiensi yang tinggi, serta lebih menghemat waktu. Dan masih banyak lagi penggunaan internet pada bidang yang lainnya.
Selain itu, komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung (realtime) melalui media internet. Dengan adanya fasilitas chat yang dibuat misalnya, hal ini memberikan ruang tersendiri bagi pengguna untuk berkomunikasi. Saat ini banyak program chat popular yang dipakai, misal mIRC dan Yahoo Messenger (YM).
Pada beberapa waktu lalu, saya tanpa sengaja chatting dengan salah seorang mahasisiwa yang sedang online. Chatting adalah hal yang sudah lama sekali tidak saya lakukan, setelah terakhir kali chatting sekitar tahun 2000. Hal ini menunjukkan, era internet memberi kita pilihan-pilihan “jalur” untuk tetap terhubung satu sama lain. Bahkan internet saat ini dapat diakses melalui teknologi telepon seluler (ponsel). Teknologi saat ini sudah benar-benar dalam “genggaman” tangan manusia. Internet saat ini bukan menjadi barang baru, meskipun sebagian besar masyarakat juga masih awam akan hal itu. Perbedaan antara pihak yang “melek” teknologi dengan pihak awam inilah yang oleh John Preston disebut dengan “Digital Divide”.
Digital Divide (pembagian digital) merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk membedakan komunitas yang mengenal IPTEK dengan yang tidak. Departemen Perdagangan AS menerbitkan sebuah laporan pada Februari 2002 yang menggambarkan penggunaan internet di Amerika. Laporan tersebut, A Nation Online : How Americans Are Expanding Their Use of Internet, mendeskripsikan penggunaan internet dan membaginya ke dalam faktor-faktor demografis seperti pendapatan, status pekerjaan, umur, jenis kelamin, pendidikan, lokasi (kota atau pingiran), dan ras.
Data yang diberikan menunjukkan beberapa fakta penting akan Digital Divide dan perubahannya di AS, diantaranya :
• 40% warga Negara menggunakan internet, 60% menggunakan komputer.
• 90% anak-anak usia 5-17 tahun menggunakan komputer.
• 80% orang Amerika yang menggunakan internet, mengaksesnya melalui layanan dial-up.
• 45% populasi menggunakan e-mail, naik dari 35% pada tahun 2000.
• Sekitar sepertiga orang Amerika menggunakan internet untuk mencari informasi tentang produk dan jasa (36%, naik dari 26% pada tahun 2000).
(Sumber : Komputer dan Masyarakat, John Preston)

Data diatas menunjukkan bahwa internet memberi andil dan pengaruh tersendiri terhadap kehidupan masyarakat dunia saat ini. Hal itu dikarenakan tuntutan jaman yang “memaksa” manusia harus melakukan dan memperoleh segala sesuatu / informasi secara cepat (instant). Penggunaan internet sangat berkorelasi dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Namun yang patut diwaspadai adalah dampak negatif dari penggunaan internet ini. Tak sedikit pula pihak yang memanfaatkan internet untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime). Misal untuk menyebarkan virus komputer, penyebaran pornografi dan semua yang terkait dengan sex, pembajakan (piracy and hacking), pencurian melalui dunia maya (credit card carding), dan semua kejahatan internet lainnya.
Internet memang media yang -bisa dikatakan- tanpa batas. Karena penggunanya bisa siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Hal ini yang membuat internet dengan mudah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu, perlu dilakukan langkah preventif untuk menangkal dampak buruk internet. Langkah itu bisa bermula dari kesadaran masyarakat sendiri, atau dengan himbauan di sekolah-sekolah bagi para siswa.
Karena pengaruh internet terhadap anak-anak di bawah umur serta remaja usia sekolah dapat menjadi bola salju bagi perkembangan generasi mendatang. Internet harus dijadikan media untuk belajar dan mencari informasi pendukung pembelajaran yang terkait di sekolah. Globalisasi menuntut masyarakat untuk selalu up to date terhadap perkembangan informasi terkini.
Kalau melihat perkembangan internet di Indonesia, utamanya di sekolah-sekolah, penggunaannya sudah mulai digalakkan secara bertahap. Dengan adanya Jardiknas misalnya, tentu akan memberi kontribusi positif terhadap pengenalan teknologi di sekolah. Hal ini harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak sekolah sebagai media untuk menggali informasi dan referensi yang diperlukan bagi siswanya dalam proses belajar. Jangan sampai media itu disalahgunakan sehingga tidak memberi manfaat apa-apa.
Itulah segelintir pengaruh dan penggunaan internet di masyarakat. Tampaknya manusia sudah “kecanduan” dan mengalami ketergantungan akan internet. Tapi itu wajar, mengingat peran dan manfaat, serta kemudahan yang diberikan melalui media ini. Yang terpenting, bagaimana kita memaksimalkan internet untuk keperluan positif, dan mencegah serta membuang jauh-jauh dampak negatif darinya.
Cetak Halaman Ini

Posting yang Berkaitan