Jumat, September 05, 2008

Mendongkrak Daya Jual Lembaga Pendidikan Kita

Oleh : Nilam Ramadhani
Staff Pengajar di Jurusan TI UNIRA Pamekasan Madura

Pada masa-masa penerimaan siswa/mahasiswa baru, banyak lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah atau perguruan tinggi, sedang gencar-gencarnya memasang iklan diberbagai media, baik televisi, cetak, baliho, selebaran/brosur, dll. Tentu saja iklan tersebut berisi hal-hal yang sifatnya penunjang dalam pelaksanaan pendidikan/perkuliahan. Misalnya : sarana gedung, ruang baca/perpustakaan, laboratorium sesuai bidang studi, tenaga pengajar, dsb. Hal ini diharapkan agar banyak calon siswa/mahasiswa dapat terjaring dan mendaftar. Tak jarang pula perguruan tinggi memberikan semacam “diskon” jika mendaftar pada masa / tenggang waktu tertentu. Ada juga yang memberikan “beasiswa” bagi pendaftar dengan nilai UAN / rapor diatas rata-rata. Banyak sekali cara yang ditempuh lembaga pendidikan untuk menarik calon siswa/mahasiswa supaya dapat segera mendaftar ke sekolah/perguruan tinggi yang diiklankan tersebut.
Memang tataran diatas merupakan penjualan citra (image selling). Hal ini dilakukan bagi lembaga pendidikan / perguruan tinggi yang belum terlalu banyak dikenal oleh masyarakat, biasanya perguruan tinggi swasta yang baru mendirikan sebuah program studi baru. Untuk perguruan tinggi yang statusnya negeri dan bonafit, tampaknya hal itu tidak terlalu gencar dilakukan, sebab image dan opini sudah terbentuk dan tersebar dalam masyarakat, singkatnya : sudah memiliki daya jual! Fokus penulis disini adalah bagi sekolah / perguruan tinggi yang kurang bahkan belum memiliki daya jual.
Banyak hal memang yang bisa dilakukan untuk mendongkrak daya jual sebuah lembaga pendidikan. Yang paling umum adalah beberapa faktor klasik, seperti fasilitas gedung dan lingkungan kampus, peningkatan pelayanan, besarnya biaya penyelenggaraan pendidikan, koleksi buku baca, dan laboratorium teknis. Selain beberapa faktor yang disebut sebelumnya, sebetulnya ada faktor penting yang juga berpengaruh terhadap reputasi sebuah lembaga pendidikan, yang hal ini dapat digali dari potensi anak didik. Daya jual itu adalah dengan membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). UKM disinipun dapat dibagi lagi menjadi dua kategori, yakni yang bersifat umum dan khusus.
UKM umum dapat dibentuk berdasarkan minat, bakat, dan hobby. Biasanya UKM ini berorientasi pada bidang : olahraga, seni/budaya, jurnalistik, pecinta alam, dll. Yang dimaksud UKM umum karena tidak dikhususkan pada minat yang sesuai dengan program studi / jurusan dari anak didik. Hal ini yang paling banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki concern terhadap pemberian ruang ekspresi dan berkreasi bagi anak didiknya. Ini merupakan salah satu upaya peningkatan kemampuan / skills di luar bidang ilmu/jurusan yang dijalani.
Sedang fokus disini adalah bagaimana membentuk Unit Kegiatan yang bersifat khusus, yaitu dengan membuat semacam klub belajar / workshop pada tingkat program studi/jurusan. Jadi bidang yang ditekuni adalah bidang yang sesuai dengan minat program studi yang diambil oleh siswa/mahasiswa. Jika dicermati, ada beberapa tujuan dan keuntungan dari pembentukan workshop semacam ini, baik untuk jurusan/lembaga dan anak didik, diantaranya :
a.Ke Dalam :
1.Sebagai media untuk pengembangan keilmuan (science development) diluar jam kuliah sesuai bidang keahlian.
2.Memberikan gairah kepada anak didik untuk melakukan riset dari ide-ide yang muncul yang tidak memungkinkan dilakukan pada jam kuliah/praktikum.
3.Menciptakan atmosfer pembelajaran yang berbasiskan pada kompetensi dan penguasaan teknologi yang up to date.
4.Menjadi tolak ukur / parameter keberhasilan sebuah perkuliahan.
5.Dapat menjadi workshop yang profit-oriented , sehingga sanggup membantu segi finansial / pendanaan untuk pengembangan fasilitas kerja.
b.Ke Luar :
1.Sarana untuk melakukan pelatihan / training diluar lingkungan kampus, misal pelatihan untuk umum.
2.Menciptakan iklim persaingan yang sehat antar lembaga pendidikan yang berujung pada inovasi orisinil.
3.Sebagai magnet bagi masyarakat untuk mempercayakan sebuah lembaga pendidikan tertentu dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Untuk itu perlu adanya dukungan penuh dari pihak lembaga / yayasan dalam pembentukan workshop ini, baik dari sisi pendanaan, pemberian tempat, fasilitas kerja dan monitoring. Karena tanpa itu semua, tampaknya gagasan itu hanya angan-angan belaka dan potensi yang dimiliki anak didik tidak dapat dikembangkan, disalurkan, direkam, bahkan “dipatenkan”. Selain itu juga diperlukan adanya kontrol dan bimbingan dari pihak lembaga yang berkompeten di bidangnya, seperti guru atau dosen. Karena bagaimanapun kendala pasti akan ditemui seiring berprosesnya lembaga.
Jika kita pernah mendengar istilah kurikulum berbasis kompetensi dan metode Cara Belajar Siswa/Mahasiswa Aktif, maka harus ada langkah yang diterapkan oleh lembaga pendidikan. Salah satu terobosan yang mesti diambil oleh sebuah lembaga pendidikan adalah, dengan memberikan kesempatan dan ruang gerak kepada anak didik untuk mengekspresikan, menuangkan dan mengimplementasikan ide-ide kreatif mereka. Upaya ini bermaksud untuk proses pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas dalam upaya pelaksanaan misi tri dharma lembaga pendidikan / perguruan tinggi. Maka jika terlaksana, komplit sudah tugas lembaga sebagai penyelenggara pendidikan.
Dengan adanya workshop / klub belajar seperti ini, diharapkan menjadi salah satu pendongkrak daya jual sebuah lembaga pendidikan ditengah ketatnya persaingan dalam penjaringan calon siswa/mahasiswa baru. Secara otomatis masyarakat dapat menilai dengan sendirinya lembaga pendidikan mana yang memiliki standar mutu / kualitas dalam implementasi keilmuan, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan untuk menyekolahkan / mengkuliahkan anaknya. Diharapkan ini menjadi titik awal sebuah kebangkitan bagi lembaga pendidikan agar lebih memperhatikan proses yang berorientasi pada hasil positif kedepan ( learning by doing ), daripada hanya memikirkan penjaringan calon siswa/mahasiswa sebanyak-banyaknya tetapi menghiraukan pemberian fasilitas penunjang dalam pembelajaran. Mudah-mudahan saja…

Cetak Halaman Ini

Posting yang Berkaitan